Sabtu, 25 Juni 2011

Mul Ayadhi: PengalamanJadi Modal Utama.

Hampir sepuluh tahun belakangan, Mul Ayadhi barangkali lebih menyukai hidup di perantauan. Betapa tidak. Selama itu, ia menghabiskan waktunya dengan berada di berbagai tempat di seputar nusantara. Terakhir kali, pria asal Ponorogo ini berada di kota Larantuka, tepatnya sebagai mekanik di Bengkel Servis Motor Ora Keri.

"Kemarin kemarin, saya sepertinya boleh bebas ke mana saja," tuturnya. Menurut dugaannya, dan lalu tampak menjelma kenyataan, ia banyak dibutuhkan di tempat lain karena telah punya sejumlah pengalaman di bengkel. Memang, sebelum tamat STM pun Mul sudah sering mengisi hari-harinya di bengkel.


"Pikiran saya waktu itu realistis saja," tuturnya mengenang. Ia memang merencanakan untuk menjadi orang yang bisa berbuat sesuatu. "Tetapi melihat latar keluarga saya yang pas-pasan, saya tidak mungkin memilih SMA untuk selanjutnya harus kuliah," lanjutnya.

Ia pun memutuskan untuk masuk STM. Dengan pasti, ia menyampaikan kepada orang tuanya bahwa jika ia tidak dibiayai sesuai keinginannya, ia akan berangkat merantau hari itu juga.
Orang tuanya pun mengiyakan dengan memberinya sebuah sepeda untuk ke sekolah. Letak sekolahnya sejauh dua puluhan kilo. "Dengan ketabahan orang yang mengejar cita-cita, saya tempuh empat puluh delapan kilometer setiap hari demi mengejar masa depan," ia mengakui. Ia masuk sore hari di STM Bakti Ponorogo, sebuah STM favorit di daerahnya.

Dengan ketabahannya itu, ia kini boleh menuai hasilnya. Kini, ia bukanlah orang yang kikuk ketika berhadapan dengan mesin kendaraan, termasuk sepeda motor. "Berhadapan dengan mesin adalah kesenangan saya, dan kini saya selalu menikmati pekerjaan saya sebagai mekanik", tuturnya. Ia kini membawahi lima orang mekanik yang sehari-harinya melayani servis sepeda motor dari seputar kota Larantuka, Adonara, Solor, Lembata, bahkan dari daerah lain.